
Meskipun absen dari skuad Prancis, Kylian Mbappé tetap menjadi pusat perhatian. Menjelang pertandingan UEFA Nations League yang krusial melawan Israel di Paris, pelatih Prancis Didier Deschamps dimintai keterangan pada Rabu (1/11) tentang keputusan meninggalkan penyerang Real Madrid tersebut dari skuadnya.
Deschamps awalnya bercanda bahwa ia telah menduga pertanyaan tersebut akan muncul lebih awal dalam konferensi pers. Namun, ia segera kembali serius dan menghindari perdebatan panjang.
“Dengar, saya sudah menjelaskan sebelumnya,” ujar Deschamps. “Anda bebas berbicara dan menafsirkannya. Saya punya pertandingan besok. Ada 23 pemain di sini, dan Kylian tidak ada di sini—tolong biarkan dia sendiri.”
Alasan Absennya Mbappé dalam Skuad Prancis
Sebelumnya, Mbappé juga absen dalam pemanggilan terakhir Prancis karena cedera ringan di paha. Kali ini, absennya Mbappé bukan karena cedera, melainkan karena performanya yang menurun. Penampilannya terlihat kurang maksimal dalam beberapa minggu terakhir sejak bergabung dengan Real Madrid dari PSG musim panas lalu. Adaptasinya yang belum sempurna dengan gaya permainan Real Madrid turut berdampak pada performa klub Spanyol itu.
Sejak bulan Juni, Mbappé belum menambah koleksi golnya untuk timnas Prancis yang kini berjumlah 48 gol. Deschamps sebelumnya juga menegaskan bahwa pilihannya untuk tidak memanggil Mbappé kali ini bukan karena rumor terkait penyelidikan yang melibatkan sang bintang. Kabar tersebut ditolak mentah-mentah oleh pihak Mbappé sebagai “fitnah dan tidak bertanggung jawab.”
Pertandingan Penting di Tengah Situasi Politik yang Tegang
Prancis akan menghadapi Israel di kandang, kemudian bertandang ke Italia tiga hari kemudian. Saat ini, Italia memimpin klasemen grup setelah empat pertandingan, unggul satu poin di atas Prancis, sementara Belgia dan Israel berada di posisi ketiga dan keempat.
Menghadapi pertandingan melawan Israel pada Kamis (2/11) di Stade de France, otoritas Prancis telah meningkatkan pengamanan untuk mencegah terulangnya bentrokan antara warga setempat dan suporter Israel, seperti yang terjadi di Amsterdam pekan lalu. Pertandingan ini berlangsung di tengah ketegangan diplomatik antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait konflik Israel dan Gaza.
Sekitar 4.000 polisi akan mengamankan acara tersebut, mulai dari dalam stadion, di sekitar lokasi pertandingan, hingga di transportasi umum, menurut keterangan kepolisian Paris. Kepala Kepolisian Paris, Laurent Nunez, menyebut bahwa ini adalah langkah luar biasa, dengan pengamanan tiga hingga empat kali lipat lebih banyak dari biasanya. Hanya bendera Prancis dan Israel yang diizinkan masuk ke stadion untuk menjaga situasi tetap kondusif.
Laporan ini disusun dari informasi yang dikontribusikan oleh Associated Press dan Reuters.